Asal mula sikap dan perilaku

Darimana Asal mula sikap dan perilaku seseorang? Apakah anda ingin tau darimana sebenernya Asal mula sikap dan perilaku. berikut artikel yang menjelaskan Asal mula sikap & perilaku seseorang.

Seorang ayah Bersama anaknya datang menjumpai seorang konselor sekaligus terapis. Ia mengeluhkan anaknya yang tidak percaya diri, mogok sekolah dan takut ketinggian. Anaknya sebut saja Adi,berusia 13 tahun .Ia sering mengurung diri dalam kamar menghabiskan waktunya dengan bermain game dan baca buku komik.

Adi lebih sering menatap ke arah lain jika diajak berkomunikasi. Jika ia bicara, suaranya pelan. Badannya agak gemuk sehingga sering diolok teman-temanya. Puncaknya adalah saat ia dipermalukan di depan kelas karena tidak bisa mengerjakan soal di papapn tulis. Sejak saat itu sekolah bagi dia adalah tempat yang menakutkan. Dipikirannya bagaimana agar bisa secepat mungkin pulang dan sampai di rumah untuk berdiam diri dan besoknya tidak mau pergi ke sekolah.

Cerita lain lagi menimpa Yani, 32 tahun yang sudah berumah tangga dan punya dua anak,dia seorang pemilik usaha dan pemilik kursus yang berhasil. Hanya saja ia merasa aneh dengan dirinya beberapa bulan terakhir.

Ia tiba -tiba menemukan  dirinya sangat berbeda dari dirinya Ketika 20 tahunan. Ia menyadari dirinya sekarang tak lebih sekedar robot yang menjalani rutinitas bekerja. Beberapa kerjaannya yg terbilang proyek besar gagal dengan cara yang masuk akal.Satu-satunya hal yang ia sadari adalah mengapa kegagalan itu terjadi beruntun dan kasusnya hampir sama.

Dalam proses wawancara dengan sang konselor/terapis ,dia di tanya “ apakah orang tuanya sering menghentikan tindakannya dengan melotot atau dengan Bahasa tubuh yang lain. Dan ia menjawab sangat sering. Kedua orangtuanya sering melakukan hal itu hingga ia smp.

“Apakah hal itu ada hubungannya ? dia bertanya dengan bingung .Terapis menjawab “pasti ada karena itu ditanya karena ada hubungannya dengan proses terapi.

Tiba-tiba ia mengingat sesuatu,’ Ia saya jadi terkenang masa kecil saya. Orang tua sering menasehati saya agar hidup sederhana. Apakah ini juga mempunyai pengaruh terhadap kehidupan saya sekarang?

“Ya,pasti ! Pada saat itu anda menerima makna yang berbeda dari apa yang dimaksud orangtua. Lebih tepatnya terjadi kesenjangan berpikir antara orang tua dan anda,sebagai anak-anak. Makna yang anda berikan terhadap kata”hidup sederhana” pada saat anda masih kecil berbeda dari apa yang dimaknai orang tua anda saat itu” demikian terapis  menjelaskan.

“Benar saat itu saya memaknai hidup sederhana dengan “kekurangan”. Jadi semuanya harus diirit sampai saya takut mengeluarkan uang ,” kata Yuni.

“lalu yang lebih celaka adalah anda memegang makna itu sampai anda dewasa. Anda tidak melepaskan diri dari pemaknaan yang sudah terlanjur masuk. Ketika kemampuan berpikir anda sudah jauh lebih tinggi anda tetap terikat dengan makna lama yang tidak bisa lepas dari pola pikir bawah sadar anda” tambah terapis lagi”

Oke sekarang saya tahu bahwa yang dimaksud “hidup sederhana” bukan berarti kita harus mempunyai penghasilan kecil.Saya tahu bahwa kita tetap bisa sederhana walaupun penghasilan kita sangat besar. Tetapi pikiran bawah sadar saya sudah terlanjur memberi makna “ hidup sederhana” sama dengan penghasilan kecil dan pas-pasan. Pertanyaannya bagaimana cara melepaskan diri dari pemaknaan yang salah ini? Tanya yani.

Setelah itu terapis  membantunya dengan beberapa Teknik terapi untuk melepaskan diri dari pemaknaan yang salah itu. Tiga (3) minggu setelah itu ia memberikan kabar bahwa ia berhasil menangani sebuah proyek besar yang tadinya sudah dipeti-eskan. Nilai kontrakanya lebih besar daripada yang pernah dipikirkannya.

TRIUNE HUMAN SYSTEM

Pernah anda berpikir mengapa jika dihadapkan pada suatu situasi tertentu anda akan bereaksi dengan cara tertentu pula? Tahukah anda bahwa seandainya jika anda dulu dibesarkan oleh orangtua di benua lain,benua Eropa atau Afrika, bisa jadi reaksinya akan berbeda?

Atau sadarkah kita seandainya dulu dibesarkan dan dididik dengan cara yang lebih baik nasib kita berbeda pula,bukankah begitu?

Ada begitu banyak orang dewasa di sekitar kita yang hidupnya tidak Bahagia. Cobalah bayangkan orang-orang yang anda kenal. Adakah dari mereka yang mempunyai masalah dengan rasa percaya diri? Atau susah mengambil keputusan sendiri? Atau ada yang tidak bisa bersikap relaks dan susah berteman?

Bayangkan lagi sebagian dari mereka yang agresif, suka meremehkan orang lain,dan tidak toleran pada sesamanya atau tidak bisa menghargai orang lain. Atau mungkin anda mulai bisa mengingat rekan yang mengandalkan obat penenang dan minuman keras untuk membuat hidupnya bahagia dan bebas dari persoalan hidup.

Di lain sisi,anda mungkin juga teringat rekan-rekan yang selalu ceria dan riang gembira menjalani hidupnya. Mereka selalu optimis. Padahal mereka juga menghadapi tekanan hidup yang tak kalah beratnya dengan orang lain di sekitarnya. Apakah yang terjadi dengan hidup orang-orang dewasa tersebut?

Baik disadari ataupun tidak semua orang dewasa telah diprogram selama masa kanak-kanak mereka. Fakta sederhana menunjukkan bahwa ketidakbahagiaan ataupun kebahagiaan hidup yang dialami orang dewasa adalah hasil dari program yang telah ditanamkan sejak mereka kecil.

Apakah anda pernah mendengarkan kata-kata kutukan ala nenek sihir seperti di atas ?  Dari sananlah semuanya berasal. Orang tua merupakan sumber informasi terpercaya bagi anak-anak. Pengalaman hidup seorang anak ditentukan oleh orangtuanya.

Orangtua menentukan permainan seperti apa yang akan dimainkan anaknya. Orangtua menentukan lingkungan seperti apa yang disediakan bagi anak.

Pendek kata, dengan pengetahuan dan kesadaran diri yang dimiliki orangtua, menentukan pengalaman seperti apa yang akan dijalani oleh anaknya. Serangkaian pengalaman inilah yang kemudian membentuk pola pikir seorang anak. Setelah pola pikir tersebut mengkristal,jadilah sebuah keyakinan. Dan sistem keyakinan yang sudah terbentuk inilah yang mengendalikan perilaku seorang manusia. Pada masa inilah kemampuan lahiriah seorang anak terpengaruh.

Ibarat air bening dalam sebuah gelas yang bisa berubah warna tergantung dari :

  • Siapa yang menuangkan pewarna  dan
  • Warna apa yang dituangkan

Lalu bagaimana dengan sifat bawaan karunia Tuhan ? perhatikan di sini bahwa sifat bawaan tetap ada. Walaupun air tersebut dimasuki pewarna lain, sifat bawaan air tetap ada. walaupun air telah berubah warna namun kita tetap dapat mengenali sifat airnya. Inilah sifat bawaan yang diwariskan Tuhan/Alam semesta pada seorang bayi. Sifat bawaan ini tidak dapat diotak-atik lagi. Hal ini sudah sempurna.

Kalau begitu sekarang yang perlu kita perhatikan adalah perlakuan lingkungan sehingga mendukung sifat bawaan yang sudah sempurna tadi. Dengan kata lain Ketika ingin memasukkan pewarna  dalam air bening di gelas tadi perhatikan pemilihan pewarna yang ingin kita masukkan. Jangan sembarangan memasukkan pewarna.

“pewarna kita” dalam kehidupan adalah pengalaman yang kita terima dari lingkungan. Kemudian pola pikir ini membentuk suatu keyakinan yang celakanya dianggap sebagai diri pribadi seorang manusia. Pada hal keyakinan itu bukan diri kita . Akhirnya, kita sulit mengubah diri karena menganggap inilah program bawaan dari Sang Pencipta . Kita melekat dengan keyakinan yang  kita miliki

Jadi triune human system adalah sebuah sistem yang Menyusun seorang manusia dewasa yang terdiri dari tiga bagian, yaitu sistem pengalaman,sistem pemikiran ,dan sistem keyakinan. Bermula dari serangkaian pengalaman yang kemudian membentuk serangkaian pola berpikir dan akhirnya menjadi sebuah sistem keyakinan.

Sistem keyakinan yang terbentuk sejak kecil inilah yang kemudian menjadi dasar setiap pemikiran dan tindakan seorang pra -remaja hingga ia dewasa…..

Sumber : rahasia mendidik anak agar sukses dan bahagia

photo by : www.freepik.com

Scroll to Top